Pengakuan Allah SWT


Muhammad adalah nama Nabi Agung yang telah menyelamatkan dan menyempurnakan agama-agama yang pernah disampaikan para Nabi sebelumnya dalam satu Agama yang dikemas dengan nama Islam, untuk dijadikan satu-satunya agama yang diterima dan diridhoi Allah swt. Muhammad artinya orang yang dipuji. Nama ini benar-benar telah menjadi nyata dan terukir dalam sejarah. Dan Allah swt mengakui dan mengumumkan kepada dunia dengan firman-Nya:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan sesungguhnya engkau benar-benar memiliki Akhlaq yang agung (Al-Qalam, 68:5) *)
Tujuan Allah swt mengutus beliau saw kepada umat manusia semuanya agar mereka menjadikan teladan dan ikutan sehingga mereka mendapatkan berkahnya dan menjadi Muhammad-muhammad kecil yang bertebaran dimuka bumi ini, Allah swt berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya kamu dapati dalam diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan Hari Akhir serta yang banyak mengingat Allah (Al-Akhzab, 33:22)

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah, jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, kemudian Allah pun akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha-Pengampun, Maha- Penyayang (Ali Imran, 3:32)
Karunia apakah yang akan manusia peroleh dari Allah swt berkat meneladani dan mengikuti Rasulullah saw? Berdasarkan janji Allah swt dan pengalaman para wali, sholihin dan sholihat yang terukir dalam sejarah Islam adalah Allah swt akan menjadi matanya yang dengan-Nya ia melihat; Allah swt akan menjadi telinganya yang dengan-Nya ia mendengar; Allah swt akan menjadi tangannya yang dengan-Nya ia memegang; Allah swt akan menjadi kakinya yang dengan-Nya ia berjalan; Allah swt akan menjadi hatinya yang dengan-Nya ia berfikir; Allah swt menjadi lidahnya yang dengan-Nya ia berbicara; jika ia memanggil Allah swt Dia menjawabnya; jika ia meminta kepada Allah swt Dia memberinya, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits Kudsi berikut ini:

وَمَا يَزَالُ الْعَبْدُ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ عَيْنَهُ الَّتِي يُبْصِرُ بِهَا وَأُذُنَهُ الَّتِي يَسْمَعُ بِهَا وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَفُؤَادَهُ الَّذِي يَعْقِلُ بِهِ وَلِسَانَهُ الَّذِي يَتَكَلَّمُ بِهِ إِنْ دَعَانِي أَجَبْتُهُ وَإِنْ سَأَلْتَنِي أَعْطَيْتُهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْئٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ وَفَاتِهِ وَذَالِكَ ِلأَنَّهُ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَائَتَهُ

Seorang hamba-Ku yang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan ibadah nafal sehingga Aku mencintainya, apabila Aku telah mencintainya, maka Aku akan menjadi matanya yang dengannya ia melihat; Aku akan menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar; Aku akan menjadi tangannya yang dengannya ia memegang; Aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan; Aku akan menjadi hatinya yang dengannya ia berfikir; Aku menjadi lidahnya yang dengannya ia berbicara; jika ia memanggil-Ku Aku menjawabnya; jika ia meminta kepada-Ku Aku memberinya; Aku tiada ragu melakukan sesuatu selain mencabut nyawanya; karena yang demikian itu karena ia benci kepada kematian itu dan Aku membenci keburukannya (Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, Al-Hakim dalam Al-Mustadrok, Abu Ya’la dalam Musnadnya, Ath-Thobroni dalam Ash-Shoghir, Abu Nu’aim dalam Ath-Thib, Al-Bukhori, Muslim dalam Az-Zuhd, Ibnu Asakir dari Aisyah rodhiyAllahu ‘anha dan Kanzul-Ummal, Juz I/1157)
Oleh karena itu, kedatangan Muhammad Rasulullah saw sangat ditunggu-tunggu para pengikut Agama-agama terdahulu, karena berita kedatangan beliau itu telah disampaikan para Nabi yang diutus sebelum beliau, sebagaimana firman Allah swt berikut:

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَه مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ

Orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi Ummi yang mereka dapati tertulis dalam Taurot dan Injil (Al-A‘raf, 7:158)”.